Amalan yang paling utama setelah amalan-amalan wajib adalah berbeda-beda dan tergantung kepada perbedaan kemampuan dan situasi dengan waktu masing-masing individu, sehingga sangatlah luas dan mungkin tidak berkesudahan apabila kita membahas hal tersebut. Tetapi, satu hal yang hampir disepakati oleh para ulama yang mengenal Alloh Subhanahu wa Ta’ala dan perintah-Nya, bahwa amalan yang paling utama adalah senantiasa berdzikir mengingat Alloh Subhanahu wa Ta’ala.
Secara umum, dzikir merupakan kesibukan yang paling utama untuk dikerjakan oleh seorang hamba. Yang menguatkan hal itu adalah hadits Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Muslim, yang artinya: ”Sungguh telah menanglah mufaridun!”
Juga dikuatkan oleh hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Abu Darda’ dari Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam yang bersabda, yang artinya: ”Maukah kuberitahukan kepada kalian sebaik-baik amal kalian, sesuci-suci kekayaan kalian, setinggi-tinggi derajat kalian, dan apa yang lebih baik bagi kalian daripada menyedekahkan emas dan harta benda atau daripada kalian berjumpa dengan musuh lantas memenggal leher mereka atau mereka memenggal leher kalian?”
Banyak sekali dalil-dalil qur’ani dan imani mengenai hal itu, baik yang terlihat, diberitakan, maupun disaksikan. Paling tidak, seorang hamba haruslah konsisten dalam menjalankan dzikir-dzikir yang ma’tsur dari ”Sang Pengajar Kebaikan” dan ”Iman Orang-orang bertaqwa”, dzikir-dzikir yang ditetapkan waktunya pada pagi dan sore hari, menjelang tidur, ketika bangun tidur, seusai sholat, dan dzikir-dzikir muqoyad (terbatas/tertentu) seperti yang diucapkan ketika makan, minum, berpakaian, bersetubuh, masuk rumah, masjid, dan wc serta keluar darinya, ketika hujan turun, ketika terdengar suara petir dan sebagainya. Selalu menjalankan dzikir mutlaq (tiada terbatas) seperti mengucapkan dzikir yang paling utama yaitu: ”La ilaha illallah” dan dalam keadaan tertentu melanjutkan dzikir ini dengan tambahan, seperti: ”Subhanalloh wal hamdulillah wallohu akbar wa la haula wa la quwwata illa billah” menjadi lebih utama.
Kemudian, hendaklah kita mengetahui bahwa apapun yang diucapkan oleh lidah dan dipikirkan oleh hati, yang bisa mendekatkan kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala, seperti aktivitas mempelajari dan mengajari ilmu, memerintahkan yang makruf dan mencegah kemungkaran merupakan bagian dari dzikir kepada Alloh. Karena itu, barangsiapa yang menyibukkan diri dengan mempelajari ilmu yang bermanfaat setelah melaksanakan kewajiban atau duduk dalam sebuah majelis untuk mendalami atau mengajarkan syariat Islam, ini juga merupakan salah satu bentuk dzikir yang paling utama.
Karena itu jika kita perhatikan, kita tidak akan menemukan dari kalangan umat Islam terdahulu terdapat perbedaan pendapat yang mencolok mengenai amalan yang paling utama. Adapun apa yang masih dirasakan oleh seseorang sebagai keraguan, hendaklah ia ber-istikharah sebagaimana yang disyariatkan. Tidak akan pernah menyesal, InsyaAlloh, siapapun yang ber-istikharah. Hendaklah kita banyak melakukan ini, juga banyak berdoa, karena doa adalah pembuka setiap kebaikan. Janganlah kita tergesa-gesa dengan mengatakan: ”Aku telah berdoa tetapi belum juga dikabulkan”. Hendaklah kita bersabar dan selalu berdoa. Dan juga hendaklah memilih waktu-waktu yang utama seperti di akhir malam, seusai sholat wajib, ketika adzan, ketika turun hujan, dan sebaginya.
Semoga semua yang kita bahas kali ini memberikan manfaat bagi kita semua. Dan semoga Alloh Subhanahu wa Ta’ala memberikan kita hidayah dan lindunganNya dari segala bentuk kejahatan dan kedholiman.
No comments:
Post a Comment