TERNYATA, dari penelitian ilmiah, mandi bunga itu dapat membersihkan cakra sebagai pusat energi manusia yang pada proses selanjutnya dapat menguatkan medan aura. Maka, pengantin yang dalam kesehariannya nampak ''biasa-biasa'' saja, setelah mandi bunga, memiliki daya magnet tersendiri yang membuat siapa pun yang memandangnya merasa lebih terpesona karena ''kerja'' dari auranya yang sudah dibersihkan.
Proses penguatan dan pembersihan aura itu, berawal dari meningkatnya kebugaran fisik dan psikisnya yang salah satunya didapatkan melalui mandi bunga. Bahkan, selain energi bunga, bau (harum) bunga-bunga tertentu itu, juga dapat mempengaruhi pusat saraf manusia untuk beraktivitas yang serba positif.
Dari berbagai literatur kitab-kitab klasik, manfaat bunga banyak kita temukan. Dan Jalaluddin Abdurrahman As-Suyuthi pun banyak mengupas tentang manfaat bunga mawar yang disebut sebagai raja bunga, melati sebagai penenang, teratai, pacar atau inai, dan sebagainya. Dan yang membongkar total misteri di balik bunga itu, justru orang yang tidak pernah menjalani laku tirakat, yaitu, seorang dokter asal Inggris, Edward Bach pada tahun 1930.
Amoterapi
Selain energinya, bunga juga memiliki bau yang khas. Penelitian yang dilakukan beberapa dokter jiwa di Inggris, setiap berkumpul 100 holligan, maka di situ muncul bau khas, yang pada dasarnya bau itu tidak dapat dicium, namun hakikatnya ada. Yaitu, bau yang merangsang saraf massa untuk berprilaku brutal.
Yang menjadi pertanyaan, jika Tuhan menciptakan bau yang merangsang orang menjadi beringas, tentu Tuhan pun menciptakan bau khas yang lain sebagai penyeimbang dalam kehidupan. Artinya, ketika ada yang negatif, tentu ada yang positif. Diyakini sepenuhnya bau yang positif itu dapat diperoleh dari bau (harum) bunga-bungaan, dan dari sini pula kemudian muncul apa yang disebut Aromaterapi. Yakni, penyembuhan dengan memanfaatkan bau bunga-bungaan tertentu.
Sebelum tahun 1350 M Jalaluddin Abdurrahman As-Suyuthi sudah mengupas tentang manfaat berbagai bunga. Misalnya, bunga mawar yang olehnya disebut sebagai bunga yang bermanfaat untuk memperkuat perut serta membantu pencernaan, dan sebagainya.
Nenek moyang kita meyakini bau khas bunga-bungaan yang pada umumnya wangi jika tercium, atau bentuknya yang indah jika dilihat, maka secara alami hal itu mendatangkan rasa nyaman dalam perasaan. Orang moderen menyebut proses ini dengan istilah rileksasi. Yaitu, mengendorkan trauma emosional sebagai penyebab utama datangnya penyakit.
Lima Langkah
Menurut para peneliti, ada lima langkah sederhana mencapai kesehatan secara menyeluruh. Yaitu:
- Melepaskan hambatan atau blocking energi yang disebabkan oleh ketidakharmonisan emosional dan spiritual.
- Melawan vibrasi beracun disebabkan oleh kehidupan modern.
- Menstabilkan emosi, hal ini memungkinkan tubuh untuk membereskan problem fisik yang terkait dengan hal tersebut.
- Membantu asimilasi gizi dalam tubuh.
- Mendukung kemampuan alami penyembuhan yang dimiliki tubuh hingga tingkat yang sangat mendalam.
Trauma emosional salah satu problem yang paling mengganggu dalam kehidupan kita. Misalnya, orang yang merasa hidupnya bahagia dan dapat mengisi waktu-waktunya untuk hal-hal yang bermanfaat serta menyenangkan hatinya, pada umumnya jarang sakit.
Sebaliknya, orang yang merasa hidupnya kurang bahagia (sial) dan waktu-waktunya dihabiskan untuk hal-hal yang bertentangan dengan apa yang disukainya, maka ia menjadi mudah sakit akibat faktor kejiwaan (psikis).
Hanya mengandalkan vitamin saja, umpamanya, kesehatan yang hakiki tidak mungkin dapat diraih. Mengapa? Adanya blocking energi akibat hal-hal yang psikis itu, seseorang mudah terganggu pencernaannya, dan ini pun akan menguras gizi yang ada dalam tubuh kita.
Mandi Bunga
Tetapi energi, semisal dengan vibrasi energi bunga, bekerja untuk menstabilkan medan energi, maka sistem pencernaan pun berfungsi dengan baik. Sehingga tubuh memiliki kemampuan melakukan asimilasi gizi. sementara metode untuk memanfaatkan energi bunga yaitu, mandi bunga, dan cara modern tidak harus tujuh rupa serta tidak harus pada tengah malam. Karena jika fisik kurang fit, malah masuk angin atau kambuh rematiknya.
Manfaat mandi bunga dengan mudah dirasakan ketika seseorang dalam kondisi sedang gelisah, tegang atau stres. Karena itu, orang-orang tradisional mengobati orang yang jiwanya sedang terganggu dengan cara dimandikan air bunga, bahkan termasuk orang yang telat umur belum juga menikah pun disarankan agar sering mandi bunga tujuh.
Bagaimana memanfaatkan bunga? Ada berbagai cara menggunakan bunga sebagai obat. Yaitu, sebagai obat oral (dimasukkan/dimakan) dan sebagai obat luar. Namun ada cara yang mudah dan dapat dilakukan oleh siapa pun. Cara termudah memanfaatkan bunga untuk diambil energinya, adalah dengan cara yang sudah dikenal oleh nenek moyang kita berabad-abad silam. Yakni mandi bunga.
Menurut para pakar, memanfaatkan energi bunga yang benar adalah:
- Masukkan berbagai bunga yang sedang mekar penuh, yang memiliki energi positif (semisal: mawar, melati, kenanga, dll) ke dalam wadah (ember, dll) berisi air putih (bersih). Lebih sempurna jika wadah itu terbuat dari kristal, karena bahan ini memiliki daya serap lebih tinggi sehingga meningkatkan kekuatan vibrasi.
- Jemur pada sinar matahari minimal 3 jam. Lebih lama lebih baik. Sinar matahari membantu melepaskan energi bunga ke dalam air. Ketika bunga-bunga itu sudah layu, maka energi bunganya sudah menyatu dengan air dan siap digunakan untuk mandi.
- Dalam proses menjemur bunga dalam air pada panas matahari, sebaiknya dilakukan sendiri. Usahakan orang lain tidak ikut membantu atau menyentuhnya. Ini berkaitan dengan kemungkinan terjadinya proses pemindahan energi bunga.
- Setelah dianggap cukup waktu, diamkan sejenak, atau gunakan air bunga itu untuk mandi setelah airnya dingin. Dan air bunga itu dapat digunakan sebagai obat. Sedangkan untuk mempertahankan energinya, pindahkan air itu ke dalam botol kedap cahaya dan menjauhkannya dari cahaya matahari secara langsung. Untuk mempertahankan energi, dapat menyampur air itu dengan alkohol, atau beberapa tetes Brendy sebelum disimpan.
Cara mengambil energi bunga yang paling sederhana ini sering digunakan untuk tujuan rileksasi. Bahkan pada kalangan tertentu cara ini digunakan untuk terapi dari gangguan kejiwaan (depresi, stres, dll).
Dari pengamatan Dr Bach, setelah mengamati banyak manusia, ia menyimpulkan sikap mental, seperti ketakutan, kecemasan, tidak percaya diri dan rasa ingin memiliki itu sama artinya dengan menyiapkan dirinya menghadapi serangan penyakit.
Sebaliknya, jika pola pikir orang itu menjadi positif, melalui penggunaan terapi bunga atau terapi energi lainnya, maka penyakit akan pergi karena tidak dapat bertahan lebih lama lagi.
Dr Bach menyadari kerusakan yang ditimbulkan oleh penyakit, ada kemungkinan sulit diperbaiki lagi, tetapi ia meyakini banyak penyakit dapat dihindarkan dengan mengubah sikap mental. Jadi, obat-obatan versi Bach (dengan energi bunga) juga dimanfaatkan untuk mencegah penyakit sekaligus mengurangi pengaruh dari situasi dan kondisi yang tidak dapat dihindarkan.
Sebagai Obat
Dalam hal memanfaatkan energi bunga sebagai obat, ada yang menggunakan cara mengumpulkan embun pagi (yang masih hangat) dari bunga-bungaan tertentu. Atau menempatkan bermacam-macam bunga dalam suatu wadah lalu dilayukan pada panas matahari terlebih dahulu.
Untuk pengobatan dari penyakit yang disebabkan oleh pola hidup yang salah, harus dicari sikap hidup yang paling menonjol pada diri pasien. Pada umumnya, terdapat lebih dari satu sikap yang menonjol sehingga digunakan lebih dari satu jenis bunga yang disesuaikan dengan penyakit yang dialami. Sebagian besar penyakit yang terjadi, menurut falsafah Timur, penyebabnya adalah adanya gangguan pada mental, emosional dan spiritual. Artinya, ketika seseorang sudah mulai rileks, maka sakitnya pun mulai berkurang, atau bahkan sembuh.
Pemanfaatan energi bunga ini, oleh pakar aura sudah diteliti kebenarannya. Terbukti, setelah memanfaatkan energi bunga dalam bentuk tablet/pil, atau dengan cara mandi bunga secara konvensional, foto aura menunjukkan perubahan yang lebih positif. Dari sisi mental, emosional maupun spiritual, cakra lebih aktif, aura pun lebih terang dan kuat.
Berbagai penyakit yang terjadi pada diri seseorang, penyebab terbesarnya adalah faktor kejiwaan. Artinya, ketika jiwa seseorang sedang dalam problem, maka fisiknya pun terbawa sakit. Namun demikian, tidak setiap penyakit itu timbul dari faktor kejiwaan (psikis). Dalam kitab klasik ''At-Thibbun Nabawi'' dijelaskan penyakit disebabkan oleh gangguan cuaca, salah makan (racun), luka, gangguan makhluk halus dan faktor kejiwaan. Dalam penelitian para ahli, dari lima penyebab itu, faktor kejiwaanlah yang paling mendominasi.
Dikutip ulang dari : http://www.suaramerdeka.com/harian/0205/18/ragam3.htm